“Jika membaca tulisan
ini, sebaiknya baca lah sampai habis, karena jika membaca setengah saja, takut
ada kesalah pahaman diantara kita.”
Assalamu’alaikum Wr.
Wb.
Salam Sejahtera bagi
kita semua
“Demokrasi”
di Indonesia
Sebuah
Pendapat yang menjadi Renungan..
Sejak
dahulu hingga kini, Indonesia berusaha menjadi Negara yang selalu menerapkan demokrasi dalam setiap kehidupan, mulai
dari unsur social, ekonomi, politik, bahkan sampai agama. Namun, apakah kita
pernah sadar apa sejatinya demokrasi tersebut ? APakah demokrasi itu sangat
penting ? atau demokrasi hanyalah produk buatan sebuah negeri untuk dengan
tujuan yang salah ? Sejatinya Kata
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yang
terbentuk dari (dêmos) "rakyat" dan (kratos)
"kekuatan" atau "kekuasaan". Ya benar, memang arti
demokrasi dari bahasa yunani adalah kekuasaan rakyat, dan memang itulah yang
diterapkan di bangsa ini juga. Apakah kita pernah berpikir, apakah kekuasaan
rakyat itu adalah hal yang terbaik untuk melaksanakan pemerintahan di Indonesia
ini ? Atau ada hal lain yang sebaiknya diterapkan di Negara ini.
Secara bahsa Demokrasi bukanlah kata yang
cocok bagi Indonesia. Jika diartikan demokrasi berasal dari “demos” yang mirip
dengan kata ‘demo’, dan “krasi” yang mirip kata crazy. Ya, disadari atau tidak
hal tersebut dapat mempengaruhi pikiran-pikiran manusia Indonesia. Dalam ilmu
psikologi apabila ada suatu kata yang dapat mempengaruhi pikiran alam bawah
sadar kita, maka kata hal tersebut akan menjadi bagian dari tingkah laku kita,
karena pikiran alam bawah sadar tidak dapat memilih benar atau salah, yang bisa
adalah pikiran sadar. Namun, karena kita sangat sering melihat kata tersebut,
sehingga kata tersebut masuk kedalam pikiran bawah sadar kita. Maka, tak usah
bertanya lagi kenapa di dunia, khususnya Indonesia banyak terjadi demo (gerakan
protes) yang menggila, yang justru bukan menyampaikan pendapatnya, tetapi malah
merusak fasilitas – fasilitas umum yang telah disediakan pemerintah. Memang
bukan hal yang harus di pusingkan lagi kenapa banyak demo di Indonesia. Salah
satunya adalah pengaruh dari demokrasi tersebut.
Demokrasi
mengizinkan rakyat untuk berbuat sesuai kekuasaanya. Karena kekuasaan tertinggi
berada ditangan rakyat. Artinya jika pemerintahan atau suatu instansi tidak
sesuai keingingan rakyat, maka rakyat berhak prote. Padahal, di dalam agama
diterangkan bahwa kita tidak boleh membuka aib atau kesalahan pemerintahan
dengan cara protes secara terbuka didepan rakyatnya. Agama mengajarkan bahwa
kita harus mengingatkan dan menyadarkan pemerintah secara pelan dan halus,
melalui pertemuan – pertemuan tertutup, agar kejelekkan pemimpin tidak
diketahui rakyatnya, karena pemimpin juga manusia yang mempunyai harga diri
yang tidak boleh direndahkan. Betapa agama menjujung tinggi pemerintahan,
bahkan dalam firmanNya diterangkan bahwa kita harus mentaati Allah,
mentaati Rasul, dan Mentaati Para Pemimpin. Agama mengajarkan agar kita
mentaati pemimpin ketika pemimpin benar, dan mengingatkannya saat salah, tapi
dengan cara yang baik dan tertutup dari muka umum. Sudah jelas bahwa efek dari
demokrasi ini telah dilarang oleh agama. Lalu apakah kita masih yakin demokrasi
itu baik ?.
Itu
adalah hal pertama yang harus kita renungkan sebagai rakyat yang cerdas yang
menghuni Negara Indonesia. Hal berikutnya adalah apakah kita berpikir apabila
kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, lalu apabila raktyatnya yang salah,
apakah kita mau Negara ini di pimpin oleh pemerintahan yang salah juga ?,
karena sebagian besar rakyat memilih yang salah. Dalam demokrasi, maka suara
terbanyak adalah suara yang menang, walaupun yang terbanyak itu salah.
Contohnya, apabila kepala desa ingin membangun jembatan di sebuah desa karena
jembatan yang lama sudah mau rusak. Kepala desa butuh biaya untuk membangun
jembatan itu. Sehingga kepala desa butuh uang rakyat untuk membangun jembatan
itu, dengan cara patungan rakyatnya. Tapi, ada rakyat yang setuju da nada yang
tidak. Akan tetapi, karena sebagian rakyat tidak setuju untuk patungan,
akhirnya kepala desa tidak punya uang, dan jembatan tersebut tidak jadi
dibangun. Hasilnya sebulan kemudian terjadi kecelakaan hebat dijembatan
tersebut yang justru menewaskan banyak orang di desa tersebut. Ya itulah hal
kecil apabila kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan sebagian besar
suara rakyat adalah suatu hal yang salah, maka bukannya memajukan Negara ini
justru akan menghancurkan Negara ini.
Lalu,
apakah ada selain demokrasi yang baik untuk Negara ini ? Apakah kita mau
kembali ke kekuasaan tertinggi berada ditangan pemerintah ? lalu apakah kita
mau kembali ke zaman otoriter pemerintah ?. Akan tetapi, apakah kita tidak
pernah merasa, pada zaman ini walaupun berlabel demokrasi, tetapi kekuasaan
tertinggi tetap pemerintahan yang pegang bukan rakyat. Bahkan ketika sebagian besar
rakyat benar, justru pemerintah seperti menjadi kekuasaan yang tertinggi, tapi
jika sebagian besar rakyat salah, barulah saat ini kekuasaan tertinggi berada
ditangan rakyat. Sepertinya, Negara ini memang akan menuju kehancuran apabila
hal ini terus berlanjut. Memang sudah menjadi rahasia umum, setiap Negara di
dunia ini seperti ada yang mengendalikan dari luar, ya termasuk Indonesia. Saya
tidak akan menjelaskan pengaruh apa disini, tapi bagi yang ingin tahu silahkan
baca buku (Art Of Deception, atau buku New World Order). Didalam buku itu kita
akan mengetahui betapa ada Negara adidaya dengan kekuatan yang dapat menguasai
dan mengatur dunia.
Kembali
ke demokrasi, lalu bagaimana mengatasi semua hal itu ? Apakah kita harus
kembali ke kekuasaan di tangan pemerintah atau tetap kekuasaan berada di tangan
rakyat ?. Jawabanya adalah kita harus melaksanakan kedua hal tersebut, dan
menjauh dari sistem pengaruh luar yang dapat mengahncurkan Negara ini. Sudah
jelas didalam agama kita harus patuh terhadap pemerintah yang artinya kekuasaan
berada dipemerintahan, tapi didalam agama juga diterangkan bahwa nasib suatu
bangsa tidak akan berubah, sampai bangsa (rakyat) mau merubahnya, yang artinya
kekuasaan berada ditangan rakyat. Dari hal tersebut kesimpulan utamanya adalah
bahwa Negara Indonesia harus menganut sistem pemerintahan yang berdasarkan
agama yang bahkan telah tercantum pada sila ke 4 pada Pancasila, yaitu
musyawarah mufakat, bukan “Demokrasi” atau “Otoriter”.
Sudah
seharusnya orang-orang yang akan duduk pada kursi pemerintahan adalah
orang-orang pilihan agama, bukan pilihan rakyat. Karena orang-orang pilihan
agama akan lebih dapat dipercaya karena orang-orang pilihan agama akan takut
dan tunduk pada Tuhan Yang Maha Esa, bukan kepada kekuasaan, bukan kepada
rakyat. Artinya, jika ada yang salah di pemerintahan, orang-orang ini akan
intropeksi mencari kesalahanya apa dan mencari solusinya, dan bantuan dalam
bentuk solusi kepada rakyat untuk menyelesaikan kesalahan tersebut. Dan apabila
rakyat yang salah orang-orang tersebut tidak akan mengikuti kehendak rakyatnya,
karena sejatinya tujuan orang-orang tersebut adalah hal baik untuk rakyat ini. Ya,
Marilah kita menjadi rakyat yang cerdas berpikir dan taat kepada agama, agar
kita tidak terjerumus dalam kesesatan dan kesalahan dalam memilih pemerintahan
dan tersesat dalam kesalahan yang justru merusak bangsa ini.
“Berbicara
agama sebagai landasan pemerintahan, bukanlah sesuatu yang “sesat” seperti yang
digambarkan oleh kaum sesat seperti “isis” dan sebagainya yang berusaha
menjadikan Negara menjadi Negara keagamaan. Sejatinya, mereka adalah bagian
rakyat yang salah yang tidak perlu diikuti. Saya bukanlah ingin menjadikan Negara
ini Negara keagamaan, tapi saya ingin agar Negara ini menerapkan aturan dan
norma keagamaan dalam menjalankan pemerintahan dan kehidupan bernegara dan
bermasyarakat, agar kita selalu berada pada jalan yang baik dan benar, agar
pemerintahan kita dapat dipercaya dan dapat membangun bangsa ini bersama rakyat
yang cerdas yang juga dapat dipercaya yang tidak akan menipu satu sama lain.
Melainkan saling membantu bergotong royong , bersatu membangun Negara Indonesia
yang lebih Maju, Sejahtera, dan disegani oleh Negara Lainnya”
Terima
Kasih,
Salam
Indonesia Bangkit
Indonesia
Jaya
Sumber
Inspirasi :
Wikipedia
tentang demokrasi
Buku
Art Of Deception
Novel
Negeri Para Bedebah dan Negari di ujung tanduk